Pengantar: Ajaran Islam Yang Terlupakan

Pengantar: Ajaran Islam Yang Terlupakan

Assalamu’allaikum Wr. Wb. 

Tulisan ini merupakan pengalaman saya dalam mencari keimanan kepada Allah SWT. Di tahun 2012, di tengah kondisi yang sulit, saya mulai serius mempelajari asal mula keimanan kepada Allah SWT, identitas diri, serta termasuk ideologi—kerangka berpikir seorang Muslim. Selama bertahun ke depan, saya lalu menyadari bahwa ada sebagian ajaran fundamental dalam Islam yang terlupakan. Jarang didakwahkan. Apa penyebabnya? 

Saya belum dapat menjawab dengan pasti. 

Sebagian besar buah pemikiran ini adalah berdasarkan pengalaman dan pembelajaran saya. Ajaran yang diungkap hampir semuanya pemahaman dasar yang berasal dari Al-Qur’an. Jadi, Anda bisa mengecek dan merenungkan sendiri kebenarannya di Al-Qur’an. Tulisan ini tidak akan berbicara tentang tata cara beribadah menurut berbagai mahzab, tidak pula tentang hukum-hukum kitab fiqih, dan bukan pula tentang perbedaan halal dan haram.

Sebagian besar tulisan ini terkait mindset—pola pikir bagi seorang Muslim.

Itu sebabnya, apa pun aliran Islam yang Anda anut, mahzab siapa pun yang Anda ikuti, di mana pun Anda tinggal, suku bangsa apa pun Anda, selama Anda masih mengesakan Allah SWT dan beriman kepada Al-Qur’an, sholatnya masih lima waktu dan membaca Al-Fatihah, seraya masih mengharap ridha Allah SWT demi meraih Surga… Kita semua satu. Mengemban tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang sama. 

Tentu dengan peran yang berbeda-beda. 

Sebagian dari apa yang ingin saya sampaikan mungkin terasa berat untuk direnungkan bagi sebagian orang. Saya pun akan mencoba menuliskannya dengan sederhana dan kekinian. Dengan harapan Anda mudah mengerti. Semua yang dituliskan dalam buku ini, adalah awal mula. Artinya, selesai membaca tulisan ini tidak lantas akan membuat Anda mengerti semuanya. Justru upaya pembelajaran Anda akan dituntut bertambah. 

 

Saya harap tulisan ini mampu membantu teman-teman sesama Muslim, untuk tahu, dari mana harus memulai dalam upaya membangun mindset seorang Muslim. Semoga kita bersama dapat memiliki visi dan misi serta tekad berjuang untuk memenuhi identitas diri sebagai umat yang terbaik. Demikianlah. Tidak ada paksaan untuk setuju dengan buah pikiran ini. Karena yang benar datang hanya dari Allah SWT, yang salah tentu berasal dari kelalaian saya pribadi. 

Mohon maaf atas segala kekurangan. Sekian, dan terima kasih.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Rama Nugraha